Barru-Bupati Barru Suardi Saleh memberikan sambutan pada malam Taksiyah ke 40 meninggalnya Almarhumah drg.Hj Hasnah Syam, MARS, Senin(29/1/2024) malam di halaman Rujab Bupati.
Suardi diawal sambutannya masih tampak sedih mengenang istrinya almarhumah Bu Dokter Suaranya sempat serak dan ia mencoba menahan kesedihan saat menyampaikan sambutannya. Dari awal perjalanan dan setelah dipertemukan dalam ikatan pernikahan.
“Saya dengan Almarhumah tidak pernah terpisahkan. Nanti benar-benar maut menjemputnya yang memisahkan jasadnya dengan diri saya. Sejak berkiprah 10 tahun sebagai PNS di kabupaten Maros, kemudian pindah ke Pinrang dan mengabdi 19 tahun bersama dan selanjutnya kurang lebih 10 tahun mengabdikan dirinya di Barru kembali bersama keluarga, ” urai Suardi yang berusaha menahan rasa dukanya ditinggal Bu dokter.
Ibu Dokter sulit terlupakan, lanjut Suardi masih merasakan duka mendalam, meski sudah 40 hari kepergiannya. “Almarhumah itu guru bagi saya karena setiap mengaji atau menjadi Imam shalat dirumah. Biasanya usai shalat pasti dapat teguran bahwa ada yang salah dalam bacaan Al Qur’an yang saya bacakan. Begitu pula ketika baca surah Yasin, hampir selalu diajarkan cara bacanya yang benar, ” bebernya.
Setelah Allah memanggilnya, saya benar-benar merasakan kehilangan istri tercinta sekaligus guru mengaji yang selalu menuntun dan mengajarkan cara bacaan Al Qur’an saya supaya benar. “Dari moment 40 hari takziyah kepergian Almarhumah, saya minta kepada kita semua. Apakah itu pengurus PKK, Dharma Wanita dan Kelompok Pengajian Nurul Huda untuk selalu mendo’akan 'Ibu dokter' agar segala dosanya diampuni dan amalan baiknya diterima disisi Allah SWT, ” harap Suardi.
Sementara itu Udztas Das’ad Latif saat membawakan hikmah Takziyah hari ke 40 meninggalnya Almarhumah drg Hj Hasnah Syam, banyak melontarkan kritikan ke berbagai model kehidupan sosial saat ini.
Mulai dari perilaku seorang suami istri, gaya dandanan perempuan, anak, anggota dewan, Pejabat, Kepala Dinas, ASN, kontraktor, PPK hingga caleg. Semua profesi ini tak luput dari sindiran pendakwah yang kerap berguyon dalam mengkritisi sesuatu.
“Semua orang wajib bekerja dengan baik karena dihari kemudian, kita akan dimintai pertanggungjawaban dari apa yang telah dilakukan di dunia. Apalagi semua orang akan mengalami proses kematian, ” ucap Udztas Das’ad.
Dandanan wanita pun juga tak luput dari kritik yang diselingi guyonan ala Udztas Das’ad. Mulai dari urusan blacing pipi, bedak, alis, lipstik hingga bulu mata yang dinilainya sebagai kepalsuan dunia.
Begitu pula dengan pejabat dan sejumlah ASN yang pintar cari muka dan menjilat ke atasan. Bahkan tak kurang janji saat celeg kemudian lupa ketika sudah duduk diparlemen juga ikut dikritik Das’ad.
“Perbaiki cara hidupmu dan berikan pelayanan terbaik kepada semua pihak. Jangan suka menjanji kalau tidak bisa diwujudkan karena dihari kemudian kalau tidak direalisasikan. Maka tunggu anda akan diblender nanti dihari kemudian, ” urainya.
Diakhir Ceramah ustadz das'ad, mengajak jamaah takziah menghaturkan Do'a bu dokter kepada Allah SWT dan menitipkan pesan kepada keluarga almarhumah bu dokter " Bahwa almarhumah adalah sosok istri dan ibu rumah tangga sekaligus wakil rakyat di DPR RI, hingga akhir hayatnya masih menjalankan tugasnya, sehingga pak bupati dalam hal ini bapak suardi saleh susah melupakan dan menemukan sosok yang seperti beliau almarhumah, akan tetapi kalau beliau masih diberikan jodoh oleh ALLAH SWT, jangan halangi bapakTa Nak ". Tutur Ustadz Das'ad pada keluarga.